Jumat, 13 November 2009

Keterkaitan antara konflik dengan Keputusan dan Solusi Pada suatu Organisasi

Keterkaitan antara konflik dengan Keputusan dan Solusi Pada suatu Organisasi

Pada dasarnya dalam suatu pengambilan keputusan diperlukan kesepakatan atau persetujuan dari semua pihak, akan tetapi dalam perjalanannya sering terjadi konflik. Konflik dalam pengambilan keputusan dianggap hal yang wajar atau sering kali terjadi. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan dari satu pihak atau kelompok dimana satu pihak atau kelompok ingin keputusan yang diambil berdasarkan atas kemauan atau kesimpulan yang dianggap mereka baik atau paling tidak benar, sedangkan di lain pihak juga ingin agar keputusan yang diambil berdasarkan hasil pemikiran mereka.

Hal ini merupakan suatu iklim yang Positif dalam suatu organisasi dimana perbedaan pendapat adalah salah satu proses dalam pengambilan suatu keputusan, sehingga keputusan yang akan diambil menyatukan atau menyamakan visi untuk kemajuan organisasi dan diperoleh suatu solusi bagi organisasi.

Konflik akan mencegah kebijakan yang bersifat menguntungkan sepihak dan sikap-sikap otoriter. Hanya saja menurut pandangan ahli di bidang organisasi, konflik yang melebihi kadarnya akan justru mengganggu dinamika organisasi itu sendiri. Persoalannya adalah bagaimana organisasi mampu menciptakan konflik yang produktif dan bukannya yang kontraproduktif itu.

Sedangkan solusi pada suatu organisasi adalah metode yang digunakan sebagai salah satu cara untuk menghadapi segala macam konflik yang akan timbul maupun yang sedang terjadi dalam organisasi. Adapun bentuk solusi dalam suatu organisasi mencakup banyak hal. Dalam hal pengambilan keputusan Solusi digunakan sebagai alat agar kedua belah pihak menemui kata sepakat atau setuju mengenai keputusan yang akan diambil yang akhirnya akan dijalankan oleh seluruh anggota organisasi.

Penyelesaian konflik dengan cara MEDIASI



Penyelesaian konflik dengan cara MEDIASI

Konflik
Konflik merupakan aspek yang tak terhindarkan dalam kehidupan organisasi modern. Perubahan yang berkelanjutan, karyawan yang makin beragam, semakin banyaknya group/team, kurangnya komunikasi langsung/tatap muka dan ekonomi global yang meningkatkan hubungan antar budaya merupakan penyebab-penyebab utama konflik dalam organsiasi.
Situasi-situasi pemicu konflik antara lain :

1. perbedaan kepribadian atau sistem nilai,
2. tumpang tindih atau rancunya batas-batas tugas dan tanggung jawab,
3. perebutan sumber daya yang terbatas,
4. komunikasi yang tidak “nyambung”,
5. saling ketergantungan antar tugas,
6. organisasi yang kompleks,
7. pengambilan keputusan bersama dan lain-lain.


Mediasi 

Untuk menghindarkan penanganan dysfunctional conflict berkepanjangan dan biaya tinggi (misalnya melalui pengadilan) dapat dimanfaatkan model Alternative Dispute Resolution (ADR) dengan melibatkan pihak ketiga sebagai mediator untuk menyelesaikan perselisihan yang terjadi melalui cara-cara informal.
Peranan Mediator dapat berbentuk :

1. Facilitation, di mana pihak ketiga mendesak dan membujuk pihak-pihak yang bersengketa untuk berunding  secara langsung dalam suasana yang positif dan konstruktif.
2. Conciliation, di mana pihak ketiga yang netral bertindak sebagai komunikator di antara pihak-pihak yang berselisih. Ini dilakukan bila pihak yang berselisih menolak untuk bertemu muka dalam perundingan langsung.
3. Peer –review, yaitu sekelompok wakil-wakil karyawan (panel) yang bisa dipercaya karena kemampuannya untuk tidak berpihak, mendengarkan pandangan, pendapat dan kepentingan pihak-pihak yang berselisih di dalam pertemuan informal dan konfidensial. Keputusan-keputusan dari panel dapat menjadi acuan untuk penyelesaian konflik.
4. Ombudsman : seseorang karyawan sebuah organisasi/perusahaan yang secara luas dihormati dan dipercaya oleh rekan-rekan sekerjanya, mendengarkan keluhan mereka secara konfidensial, dan berusaha mencari jalan keluar dengan pihak manajemen.
5. Mediation : pihak ketiga yang netral dan terlatih secara aktif menuntun pihak-pihak yang berselisih untuk menggali solusi-solusi inovatif untuk menyelesaikan konflik.
6. Arbitration : pihak-pihak yang berselisih bersepakat menerima keputusan dari arbitrator yang netral melalui proses seperti di pengadilan, seringkali lengkap dengan bukti-bukti dan saksi-saksi.

Relation of between CONFLICT with the DECISION and its SOLUTION


Relation of between CONFLICT with the DECISION and its SOLUTION

Conflict, conflict is problem there is good anywhere in organization and also in other place. Conflict in that organization surely there is because each and everyone differ the opinion. Decision in that organization surely always get the problem / conflict, why?because possible in the decision there is deviation, possible there is which disagree with the the decision. From there we can learn to recognize the leader. if is so continued later the organization do not go forward. In have organization to need the existence of cooperation, become to feel the us that have one. becoming conflict relation/link with that decision is very hand in glove, because surely each every sure decision there is conflict / problem of, there is less agree, so from there we can feel the existence of familiarity. Solution to finish the the conflict ordinary hence system voting voice many. So from there we caw will will have to accept  it, agreing?.
 In fact its solution a lot of, can from leader study to repeat its decision, later then is asked again what make decision the become the problem. Become depended by a leader also, what the leader more making account of their/his self or with?

Kamis, 05 November 2009

Budaya ku SAYANG budaya ku HILANG

Dalam beberapa bulan terakhir ini, banyak sekali terjadi kejadian-kejadian penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. ada sebuah kejadian yang sangat memprihatinkan dan sangat menggoyahkan rasa nasionalisme kita sebagai rakyat Indonesia. Kejadian apakah itu???. Hasil kebudayaan Bangsa kita kembali diklaim oleh Bangsa lain, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Negara tetangga kita sendiri. Sebuah masalah yang sama dengan subjek yang berbeda kembali terjadi. Entah dimana kepedulian para pemimpin bangsa kita hingga peranan aparatur negara kita dalam menjaga ketahanan negara kita ini, sehingga dengan mudahnya ketahanan negara kita di permainkan oleh negara lain. Citra bangsa kita yang dikenal dengan berbagai macam kebudayaan dan kesenian yang beraneka ragam seolah-olah hanya menjadi sebuah kenangan. Betapa sedihnya hati para pahlawan bangsa kita yang telah berjuang demi kemerdekaan bangsa kita.

Sekedar sharing informasi bagi kita semua, saya mencoba mencari daftar kebudayaan bangsa kita yang diklaim oleh Bangsa lain yang saya kutip dari budaya-indonesia.org, antara lain :

1). Batik dari Jawa oleh Adidas
2). Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
3). Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
4). Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia
5). Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
6). Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
7). Sambal Bajak dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Belanda
8). Sambal Petai dari Riau oleh Oknum WN Belanda
9). Sambal Nanas dari Riau oleh Oknum WN Belanda
10). Tempe dari Jawa oleh Beberapa Perusahaan Asing
11). Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
12). Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
13). Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
14). Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia
15). Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia
16). Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
17). Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
18). Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
19). Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
20). Kursi Taman Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Perancis
21). Pigura Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Inggris
22). Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
23). Desain Kerajinan Perak Desak Suwarti dari Bali oleh Oknum WN Amerika
24). Produk Berbahan Rempah-rempah dan Tanaman Obat Asli Indonesia oleh Shiseido Co Ltd
25). Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
26). Kopi Gayo dari Aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) Belanda
27). Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang
28). Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia
29). Kain Ulos oleh Malaysia
30). Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia
31). Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia
32). Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia

Dari sini dapat kita lihat, sampai saat ini saja sudah 21 kebudayaan dan kesenian Bangsa kita telah diklaim oleh Bangsa lain. Jumlah ini belum tentu akan berhenti disini dan akan terus bertambah apabila pemerintah dan rakyat Indonesia tidak memiliki kepedulian dan tanggung jawab terhadap kebudayaan bangsa kita.

Saya tidak berharap penulisan saya ini mampu merubah keadaan yang telah terjadi. Penulisan saya ini merupakan salah satu bentuk kepedulian saya dan upaya-upaya terhadap pelestarian kebudayaan dan kesenian bangsa kita tercinta, Indonesia. Maju terus kebudayaan dan kesenian Indonesia!!!